LINGKUNGAN HIDUP
APLIKASI MEMBRAN KONTAKTOR UNTUK PEMISAHAN CO2
Pemanasan global (global warming)
merupakan permasalahan lingkungan yang telah banyak mendapat perhatian
serius saat ini. Konsekuensi yang timbul akibat pemanasan global antara
lain meningkatnya temperatur rata-rata bumi dan tinggi permukaan air
laut, kemarau yang berkepanjangan, meluasnya
gurun, adanya gelombang panas, terpecah belahnya ekosistem, dan
berkurangnya aktivitas agrikultural. Gas CO2 memiliki kontribusi yang
paling besar dalam efek rumah kaca, Berdasarkan observasi yang dilakukan
laboratorium Mauna Loa, Hawaii, jumlah karbon dioksida di udara
meningkat dengan cepat, dari 310 ppmv pada tahun 1958 sampai 370 ppmv di
tahun 2001. Peningkatan jumlah karbon dioksida ini terutama disebabkan
oleh penggunaan bahan bakar fosil yang memproduksi sekitar 24 milyar ton
CO2 per tahun dan hanya setengahnya yang dapat diabsorb oleh proses
alam.
CO2 dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk siklus karbon di
alam, seperti yang kita ketahui tumbuhan membutuhkan CO2 untuk proses
fotosintesis. Tapi, CO2 dalam jumlah besar juga dimanfaatkan di dalam
industri kimia. Beberapa aplikasi gas CO2 antara lain :
1. Minuman berkarbonasi
2. Proses pembuatan urea
3. Produksi etanol
4. Fire extinguisher
5. Dry ice
6. Supercritical carbon dioxide
Gas
CO2 dalam jumlah besar dapat ditemukan pada gas buang yang dihasilkan
dari peralatan industri seperti steam generator, furnace, blast furnace
pada industri besi dan baja, rotary kiln pada industri semen, dan lain
sebagainya. Secara prinsip, berbagai cara dapat digunakan untuk
pemisahan CO2. Pemilihan metoda yang cocok tergantung pada beberapa
parameter, seperti konsentrasi CO2 di aliran umpan, sifat alami komponen
umpan, tekanan dan temperatur.
Proses yang
paling banyak digunakan untuk pemisahan CO2 adalah absorpsi cairan.
Absorben yang digunakan harus mempunyai kapasitas yang besar terhadap
CO2 dan harus bisa diregenerasi.
Membran Kontaktor untuk Pemisahan CO2
Membran Kontaktor versus Kontaktor Gas/Cair
Secara
umum proses absorpsi dilakukan menggunakan kontaktor gas-cair.
Perpindahan massa kontaktor gas-cair diperoleh dengan kontak langsung
dan dispersi satu fasa ke fasa yang lainnya. Kontaktor industri
diklasifikasikan ke dalam tiga kategori tergantung pada fasa
terdispersinya.
1. Kontaktor dimana cairan mengalir sebagai film tipis (contoh: packed column, disc contactors, dll).
2.
Kontaktor dimana gas didispersikan ke dalam fasa cairan (contoh: plate
column, bubble column, mechanically agitated contactors, dll).
3. Kontaktor dimana cairan didispersikan ke dalam fasa gas (contoh: spray column, venturi scrubbers, dll).
Sayangnya
kontaktor konvensional ini memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
konsumsi energi yang besar, susah dioperasikan karena seringnya muncul
masalah seperti flooding, foaming, channeling, dan entrainment.
Keterbatasan teknologi ini menyebabkan proses menjadi kurang efisien dan
biaya yang mahal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar